Home » » Kita harus Menghadirkan Roh Dalam setiap Amalan

Kita harus Menghadirkan Roh Dalam setiap Amalan

Written By Unknown on Minggu, 31 Maret 2013 | 3/31/2013 08:37:00 PM

Hendak lahirkan dan hendak hadirkan roh dalam aktivitas kita, usaha kita, tindak tanduk kita dan dalam aspek apa saja, itu yang susah. Kadang-kadang kita ingat, tetapi kita diganggu. Akhirnya, kalau kita berdagang, kita melihat untung dan hanya melihat duit saja. Lebih-lebih lagi kalau dapat untung banyak, kita lupa untuk menghadirkan roh. Duit saja yang kita nampak dimata kita.

Begitu juga dengan usaha dan aktivitas kita yang lain. Sebab.... itu kalau ada orang buka kedai, jangan tanya dapat untung atau tidak hari ini. Tanyakan, "kira kira hari ini dapat taqwa atau tidak? Mudah-mudahan dapatlah". Atau tanyakan, " bagaimana perasaan anda dalam berdagang hari ini?" Kalau dia kata senang sebab dapat banyak untung, dia sudah salah maksud dan niat. Kita harus  memperbaikinya.

Oleh karena itu setiap selesai sembahyang, berbuat baik, kita disuruh istighfar? Mengapa? Kalau setelah berbuat jahat disuruh istighfar itukan logik. Tapi kenapa kita disuruh istighfar setelah memkerjakan perkara yang baik? Sebab ditakutkan- kita tidak dapat taqwa dalam sembahyang atau dalam amalan baik yang kita lakukan itu. Takut dalam amalan kita itu tidak ada rohnya dan Allah tidak akan menirima amalan yang tidak ada rohnya.

Jadi mengapa setelah berdakwah, setelah mengajar, berdagang, kita tidak istighfar? Mengapa setelah berdagang kita tidak merenung sebentar. Seharusnya setiap pulang dari tempat kita berdagang kita harus menungkan apa yang telah kita lakukan. Sebab mungkin kita berdagang tidak ada rohnya. Hanya dapat bangkai saja. Seharusnya di situlah kita minta ampun sebab mungkin ada orang telah kita zalimi, yang telah kita sakiti, yang tidak senang dan yang sakit hati dengan kita sewaktu kita berdagang dan berurusan dengan pelanggan. Mengapa balik berdagang kita tidak minta ampun kepada Allah?

Kalau kita mau melakukan seperti ini, Maka Allah akan menyelamatkan kita. Sifat taqwa kita akan bertambah. Di dunia saja Allah sudah memberi kita keuntungang. Memang sifat taqwa itu untuk Akhirat, tetapi taqwa juga memberi kita untung dunia untuk keperluan dunia.

Perdagangan kapitalis, mengutamakan duit. Dari duit dapat duit. Modal duit untung pun duit. Perniagaan Islam mengutamakan taqwa. Dari taqwa dapat taqwa. Taqwa lebih besar daripada duit. Ia membawa kebahagiaan dunia dan Akhirat. Ia selamat dan menyelamatkan. Tetapi janganlah pula sampai disiplin syariat itu diabaikan
Share this article :

0 komentar:

Translate

Follower

 
Support : google.com | yahoo.com | bustami.blogspot.com
Copyright © 2013. bangtomi - All Rights Reserved
Template Created by bustami Published by bangtomi
Proudly powered by Blogger